SITANA - informaSI peTA bencaNA
SITANA - informaSI peTA bencaNA
Dalam rangka mencapai Visi
Kebumen “Mewujudkan
Kabupaten Kebumen Semakin Sejahtera, Mandiri, Berakhlak Bersama Rakyat” Bupati Kebumen periode
2021-2026 Bapak H. Arif Sugiyanto SH., menetapkan program unggulan untuk
penanggulangan bencana di kabupaten berupa: SITANA (Siaga Tanggap
bencana), dan MENTAMBENG (Kebumen Tanggap Bencana), hal ini perlu
direspon oleh BPBD agar dapat tercapai secepatnya.
Berdasarkan hasil diagnosa organisasi di Badan Penangulangan Bencana
Daerah (BPBD) KABUPATEN KEBUMEN dengan mengangkat isu strategis “Pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan di
Perangkat Daerah terkait belum mengarah kepada pengarusutamaan Pengurangan Resiko
Bencana” yang berdampak pada kurang
optimalnya pelayanan publik di bidang penanggulangan bencana.
Perlu dilakukan langkah inovasi yaitu mengembangkan program pemberdayaan
masyarakat melalui penyediaan SITANA-informaSI
peTA bencaNA sebagai pedoman
bagi pentahelix/stakeholder, khususnya masyarakat dilokasi rawan bencana untuk
dapat melakukan kegiatan-kegiatan pengurangan resiko bencana dalam hal
kesiapsiagaan, pencegahan, penanganan darurat dan pasca bencana.
Ada 7 kegiatan yang akan diimplementasikan
dalam tahapan jangka pendek, yaitu: Pembentukan Tim
Efektif, Menyiapkan peta kajian resiko bencana, Melakukan sosialisasi,
Pelibatan relawan penggiat kebencanaan, Pelibatan Stakeholder, Pelibatan
Pentahelix, dan Penyiapan sarana prasarana.
Ada 6 kegiatan jangka menengah
yaitu Menyusun baseline data resiko bencana; koordinasi dan
konsultasi antar lembaga/OPD/Pentehelix; Finalisasi dan digitalisasi
peta kajian resiko bencana; menyusun peraturan (perkalak/ Perbup / Perda); menyajikan peta kajian resiko bencana di
database / sumber data resmi pemerintah kabupaten Kebumen; dan “SITANA-informaSI
peTA bencaNA” tersedia di sistem data pemerintah kabupaten kebumen:
website BPBD, GeoPortal, dll.
Selanjutnya akan dilaksanakan tahapan jangka panjang yaitu 12 sampai dengan 18 bulan yang merupakan kegiatan berkesinambungan, yaitu: Terbentuk Masyarakat/ Desa Tangguh Bencana; Terwujud kebumen tanggap bencana (MENTAMBENG), dan Terwujudnya Kebumen Siaga Tanggap Bencana (SITANA); yang harapannya terwujud Stakeholder/Pentahelix berpedoman pada “SITANA-informaSI peTA bencaNA” untuk pelaksanaan kegiatannya, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evalusi, sehinga dapat meminimalisir kerugian akibat bencana, khususnya korban jiwa. (Teguh Kristiyanto, SE. MT)