Kolaborasi Kabid Kesiapsiagaan dan Kabid Rehab Rekon, 161 Anggota Satgas PGRI Ikuti Pelatihan Siaga Bencana
Kolaborasi Kabid Kesiapsiagaan dan Kabid Rehab Rekon, 161 Anggota Satgas PGRI Ikuti Pelatihan Siaga Bencana
Sebanyak 161 anggota Satuan Tugas (Satgas) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengikuti pelatihan siaga bencana di aula kantor PGRI Kebumen. Kegiatan yang berlangsung dua hari, Sabtu - Minggu (15 - 16/1) itu selain penyampaian materi juga disertai praktik kebencanaan dan pertolongan pertama melakukan evakuasi.
Pelatihan dilakukan dalam dua sesi, sesi pertama pada Sabtu dari peserta wilayah Timur dan pengurus kabupaten. Sedangkan Minggu dari wilayah Barat.
Cabang-cabang PGRI di tingkat kecamatan pun diikutkan. Mereka dari 26 kecamatan plus cabang khusus dari Dinas Pendidikan (Disdik) dan Kementerian Agama (Kemenag). Masing-masing cabang mengirimkan empat personel ditambah satu ketua cabang dengan total 161 peserta.
Ketua Satgas PGRI Kebumen Apriyanto Riyadi Nugroho mengatakan, Satgas PGRI yang dibentuk sejak setahun lalu itu tidak hanya menangani kebencanaan saja. Namun juga hal lain seperti membantu mengatur lalu lintas. Tindaklanjut pelatihan ini akan ditularkan kepada anggota PGRI yang lain.
Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen Toto Ari Setyanto mengatakan, penanganan pra, saat, dan paska terjadi bencana, saling berkaitan. "Jadi peserta diberi pelatihan secara menyeluruh, baik teori maupun praktik," imbuhnya. Hal senada juga disampaikan Kurnia Hadi, Kabid Kesiapsiagaan yang juga mengisi pelatihan tersebut.
Ketua PGRI Kebumen, Agus Sunaryo menyampaikan bencana bisa datang sewaktu-waktu dan tidak bisa dicegah. Untuk itu, para guru harus memiliki manajemen resiko bencana. "Inilah pentingnya membentuk Satgas Bencana meski kita tidak berharap terjadi bencana," ungkapnya.
Saat terjadi bencana, guru menjadi leader untuk mengurangi risiko. Termasuk pencegahan dan rehabilitasi paska bencana.
Keterlibatan PGRI dalam kegiatan bencana bukan saat ini saja, sebelumnya PGRI selalu memberi sumbangan seperti halnya pada awal pandemi Covid-19, dan pada bencana Gunung Semeru. Hal tersebut menunjukkan kesadaran para guru untuk meringankan beban sesama yang terkena bencana alam maupun non alam luar biasa tinggi. (*/h4r)