DESTANA BAHAS RENCANA KEGIATAN INOVATIF: MITIGASI BENCANA DAN BUDIDAYA KLANCENG DI DESA GIYANTI
DESTANA BAHAS RENCANA KEGIATAN INOVATIF: MITIGASI BENCANA DAN BUDIDAYA KLANCENG DI DESA GIYANTI
Giyanti, Rowokele - Dalam pertemuan rutin Destana (Desa Tangguh Bencana) pada Minggu, 1 Desember 2024, Desa Giyanti, Kecamatan Rowokele, melangkah maju dengan membahas rencana kegiatan yang tidak hanya berfokus pada mitigasi bencana, tetapi juga inovasi melalui budidaya lebah klanceng yang menghasilkan madu. Program ini menjadi bagian dari tindak lanjut Proklim (Program Kampung Iklim) yang dicanangkan pemerintah untuk memperkuat ketahanan desa sekaligus mendukung pelestarian lingkungan.
Dalam kesempatan tersebut, Desa Giyanti menerima bantuan berupa sarang lebah klanceng dan 115 bibit tanaman produktif yang terdiri dari 35 bibit durian, 35 bibit mangga, 30 bibit rambutan, dan 15 bibit kelengkeng. Bantuan ini akan dialokasikan kepada kelompok kemasyarakatan di desa, dengan kelompok DESTANA mendapat kepercayaan penuh untuk mengelola dan mengembangkan program ini.
Lokasi Budidaya Lebah Klanceng
Budidaya lebah klanceng direncanakan ditempatkan di dua titik lokasi, salah satunya di RW 2 yang akan dikelola oleh Bapak Sriyanto. Selain itu, survei lokasi untuk penanaman bibit tanaman buah juga akan dilakukan di beberapa area strategis untuk memastikan kelayakan dan keberlanjutannya.
Rencana 2025: Program Berkelanjutan
Program ini dirancang untuk terus dipantau oleh dinas terkait dan diharapkan mampu berkembang secara signifikan. Berikut beberapa agenda yang direncanakan:
Pertemuan rutin sebanyak empat kali dalam setahun untuk evaluasi dan koordinasi.
Peningkatan kapasitas dua kali setahun melalui pelatihan-pelatihan teknis.
Kegiatan bakti sosial sebanyak enam kali setahun, termasuk kegiatan kerja bakti lingkungan.
Penyediaan APD (Alat Pelindung Diri) seperti jas hujan dan seragam taktis untuk mendukung kegiatan lapangan.
Peralatan penunjang seperti senter, helm, peralatan dapur umum, terpal, dan peralatan kerja bakti lainnya juga akan didistribusikan untuk mendukung program ini.
Kepala Desa Giyanti menyampaikan harapannya agar program ini dapat menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. “Kegiatan ini tidak hanya memperkuat ketangguhan kami menghadapi bencana, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru melalui madu klanceng,” ujar beliau.
Dengan sinergi antara masyarakat, pemerintah desa, dan dinas terkait, Desa Giyanti berkomitmen untuk menjadi contoh Desa Tangguh Bencana sekaligus Desa Proklim yang berdaya dan berkelanjutan.